Yuk, berbisnis dg 0 Rupiah!
silakan klik link berikut:


Pesan Buku/Kitab?
SMS & WhatsApp : 0812 8625 1777
e-mail: r.rusmanto@gmail.com https://www.tokopedia.com/tb-albarokah ___________________________

Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi

Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi

Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama

Oleh: Syaikh Idahram

Penerbit: Pustaka Pesantren

Harga: Rp. 65.000,-


Buku ini menyingkap hal-hal penting dibalik wabah takfir (pengkafiran), tasyrik (pemusyrikan), tabdi' (pembid'ahan) dan Tasykik (upaya menanamkan keraguan) terhadap para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah yang marak menjamur akhir-akhir ini. Semuanya disuguhkan secara sistematis namun ringan bagi Anda, diantaranya:

- kebenaran 17 (tujuh belas) ramalan Nabi Muhammad SAW akan kehadiran sekte Salafi Wahabi berikut ciri-ciri meraka yang terangkum dalam sabda-sabda Beliau.

- Sejarah berdirinya sekte Salafi Wahabi dan kepentingan-kepentingan tersembunyi di balik pendiriannya.

- Fakta-fakta pembunuhan sepanjang sejarah pendirian sekte Salafi Wahabi

- Tinjauan kritis terhadap kerancuan konsep dan manhaj Salafi Wahabi berikut propaganda "kembali kepada al-Qur'an dan Sunnah" yang mereka usung.

Artikel Terkait:

28 comments:

  1. Studi Kritis Atas Buku | Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi http://bantahan-sunnah.blogspot.com/2011/06/studi-kritis-atas-buku-sejarah-berdarah.html

    ReplyDelete
  2. terima kasih...

    semoga selalu memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus...

    ReplyDelete
  3. Nama pengarangnya ini Asli atau Palsu?

    ReplyDelete
  4. pertanyaan yang lucu...
    pengarangnya jelas ada dan asli. jangan jadikan tiada kenalnya kita dengan pengarang menjadikan kambing hitam buku ini tidak valid. silakan cek dan ricek kembali referensi yang dipakai... untuk orang-orang yang mau berfikir dg jernih...

    apa yg menjadikan munculnya anggapan buruk bahwa pengarangnya asli atau palsu?

    semoga Allah menjernihkan hati kita...

    ada maqolah bagus yang sering digunakan oleh para pengaku salafi wahabi... "jangan lihat siapa orang yang menyampaikannya..lihatlah apa yang disampaikannya..."

    sering saya menjumpai buku salafi wahabi yang pengarangnya saya juga tidak mengenalnya... karena abu-abu...

    oke... jangan lihat siapa yang membuat buku ini.. lihatlah isinya apakah benar... lihat pula referensi yang dipakainya...

    semoga Allah SWT menjernihkan hati kita...

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah saya sudah baca bukunya. Dan saya kroscek ke MUI ternyata ada beberapa unsur adu domba. Bahkan pengarangnya pun tidak jelas keberadaannya, Semoga kaum muslimin diberikan petunjuk oleh Allah dari buku yang berbahaya ini. Barokallohu fiikum

    ReplyDelete
  6. Saya juga sudah baca.bukunya penuh kecurangan dan kebohongan. Contoh, ketika dia menyebutkan kekejaman kaum Wahabi di hal. 61-138, bab
    tentang, "Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama." Disini yang
    diceritakan penulis hanya kekejaman, keganasan, kesadisan, serta angkara
    murka kaum Wahabi. Tetapi penulis tidak pernah sedikit pun mengakui bahwa
    semua itu merupakan bentuk KONFLIK POLITIK antara keluarga-keluarga Emir
    (bangsawan) di Jazirah Arab.

    Konflik seperti itu sudah terjadi sejak lama di Jazirah Arab, bahkan sebelum
    Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dilahirkan oleh ibunya. Penulis ini juga
    hanya menghujat posisi Kerajaan Saudi, padahal yang melepaskan diri dari
    Khilafah Utsmani Turki bukan hanya Saudi. Disana ada Yaman, Bahrain, UEA,
    Qatar, Irak, Oman, Mesir, Yordania, Syria, dll. Kecurangan yang dibungkus
    kemasan ilmiah, tentu lebih berbahaya, sebab ia akan dikira sebagai
    kebenaran yang tak terbantahkan.

    ReplyDelete
  7. dari alur penulisannya terlihat jelas kalo penulis buku ini suka melakukan ngalap berkah. padahal Nabi tidak pernah begitu..

    ReplyDelete
  8. Lucunya lagi pada hlm. 34 penulis mengatakan bahwa kakaknya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang bernama Sulaiman ibnu Abdil Wahhab mengkritik fahamnya yang nyeleneh dengan begitu pedas, melalui dua bukunya, ash-Shawaiq al-Ilahiyyah fi ar-Raddi ‘ala al-Wahhabiyah dan kitab Fashlu al-Khitab fi ar-Radi ‘ala Muhammad bin Abdil Wahhab. Dua bukunya itu dirasa penting untuk di tulis, melihat adiknya yang sudah jauh menyimpang dari ajaran Islam dan akidah umat secara umum."

    Memang benar kakaknya pernah menentang dakwah beliau. TAPI DI BUKU "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi" ini TIDAK DICERITAKKAN KEMBALINYA Syaikh Sulaiman ibnu Abdil Wahhab ke dakwah tauhid, Mayoritas ulama[12] mengatakan bahwa Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab telah bertaubat dan menerima dakwah tauhid, sebagaimana disebutkan Ibnu Ghonnam[13], Ibnu Bisyr[14], Syaikh Dr. Muhammad bin Sa’ad as-Syuwa’ir[15], dan sebagainya. Apakah hal ini diketahui oleh musuh-musuh dakwah?! Ataukah kebencian telah mengunci hati mereka?! Alangkah bagusnya apa yang dikatakan oleh Syaikh Mas’ud an-Nadwi, “Termasuk orang yang menentang dakwah beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah saudaranya sendiri, Sulaiman bin Abdul Wahhab (wafat 1208 H) yang menjadi qadhi di Huraimila’ sebagai pengganti ayahnya. Dia menulis beberapa tulisan berisi bantahan kepada saudaranya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang dipenuhi dengan kebohongan. Dan sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ghonnam bahwa dia menyelisihi saudaranya hanya karena dengki dan cemburu saja. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menulis bantahan terhadap tulisan-tulisannya, tetapi pada akhirnya Alloh memberinya hidayah, (sehingga dia) bertaubat dan menemui saudaranya di Dar’iyyah pada tahun 1190 H yang disambut baik dan dimuliakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ada buku Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang tercetak dengan judul ash-Showa’iq IIahiyyah fi ar-,Roddi ‘ala Wahhabiyyah. Musuh-musuh tauhid sangat gembira dengan buku ini, namun mereka sangat malu untuk menyebut taubatnya Sulaiman.”

    Jadi, kaum muslim harus hati2 dengan adanya pengkaburan cerita ini. Hati2 dengan penentang dakwah tauhid.

    ReplyDelete
    Replies
    1. anda menyebut syekh sulaiman bertaubat keakidah saudaranya yg wahabi muhammad, sungguh tak pernah dijumpai sebuah kitabpun dari ulama ahlussunah selain ulama yg beraliran wahabi salafi, kalian pembohong, sungguh sangat pandai kalian bersilat lidah, yang benar sulaiman bin Abdul Wahab sampai wafat tetap Ahlussunnah tolen, tak pernah termakan dg tauhid syirik muhammad bin abdul wahab, coba kalian baca kitab karya syeikh Zaini Dahlan, juga kitab rat 'ala wahabi oleh Sulaiman. kepada kaum muslimin jangan ikuti fawam wahabi sesat itu. oke

      Delete
  9. A'a yoeth lebih lucu lagi... haha
    masak kita belajar gak boleh tahu rujukannya yang jelas dan benar. Bisa bahaya dong kalo asal baca. Padahal gak tahu penulisnya terekomendasi ulama tidak? Kalau ternyata pemecah belah kaum muslimin gmn hayoo... Apalagi dalam ilmu Islam kan semua harus jelas.. Runtutan dalil dan periwatannya.. masak "jangan lihat siapa yang membuat buku ini.. lihatlah isinya apakah benar" ya harus tahu dong.. syukur2 kalo referensinya shohih.. hanya sharing...

    ReplyDelete
  10. utk anonim,

    rujukannya buku tersebut ada pada referensinya. ada daftar pustakanya. silakan dirujuk itu jika kita mau menggunakan akal kita untuk berfikir...

    sejarah wahabi, sekarang memang sengaja ditutupi dengan segala cara.... ada yang mengatakan fitnah pada wahabi, kebohongan, kepalsuan ataupun yang lain..namun sejarah tersebut tak akan terbantahkan...karena memeng begitu keadaannya...

    yang menentangnya hanya bilang itu fitnah... bohong ... palsu... pengkaburan...

    oh ya syaikh sulaiman rujuk? saya sering mendengar hal ini... emang pernah syaikh sulaiman bilang saya rujuk ke manhaj salaf...rujuk pada dakwah tauhid?... karangan siapa lagi itu?

    ReplyDelete
  11. Saudaraku yoeth,
    benar memang buku tersebut terdapat referensinya.. tapi referensi yang digunakan tidak jelas. Bahkan dia tidak menuliskan penulis buku yang menjadi referensi si penulis. terutama pada referensi buku sejarah. Jangankan dari sisi referensi, dari sisi penulis saja sudah tidak jelas. Itu berarti kebenarannya disangsikan. Apalagi perkara agama yang harus sangat berdasar pada dalil. Silahkan anda cari data mengenai si penulis dan kemukakan kepada khalayak umum!

    Syaikh Sulaiman memang jelas rujuk kepada dakwah tauhid. Dakwah yang bersih dari bid'ah dan syirik. Bukan kepada dakwah yang menyebarkan amalan2 baru yang tidak diajarkan Rasulullah. Mayoritas ulama mengatakan bahwa Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab telah bertaubat dan menerima dakwah tauhid, sebagaimana disebutkan Ibnu Ghonnam, Ibnu Bisyr, Syaikh Dr. Muhammad bin Sa'ad as-Syuwa'ir[15], dan sebagainya. Beliau bertaubat dan menemui adiknya di Dar'iyyah pada tahun 1190 H yang disambut baik dan dimuliakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ada buku Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang tercetak dengan judul ash-Showa'iq IIahiyyah fi ar-,Roddi 'ala Wahhabiyyah. Musuh-musuh tauhid sangat gembira dengan buku ini, namun mereka sangat malu untuk menyebut taubatnya Sulaiman.
    Jadi.. sudah sangat jelas buktinya, dan tidak ada yang membuat karangan. Tidak seperti pada buku ini (SBSSW) yang penuh kepalsuan dan dongeng-dongen khayalan.. Wallohu a'lam

    ReplyDelete
  12. Bismillah
    Setelah saya menelaah buku ini, akan coba saya paparkan beberapa kelemahan yang terdapat dalam buku ini,

    1. Dari sisi penulisnya. Penulis buku ini adalah Syaikh Idahram dan penulis ini adalah majhul (tidak dikenal). Semua kalangan perguruan tinggi, ormas-ormas Islam kemudian dari beberapa pesantren juga sudah mencoba mencari dan tidak menemukan nama sang penulis. Nama ini sepertinya adalah nama samaran atau nama pena. Bisa beberapa kemungkinan seperti "Marhadi" (dibalik dari kata idahram) atau "Rahmadi" (hasil rangkaian kata dari idahram).

    2. Tidak konsisten dalam tujuan penulisan buku ini (terdapat dibagian pengantar buku). Disampaikan bahwa buku ini ditulis bukan untuk memperbesar jurang dan perpecahan tersebut melainkan untuk memperbaiki keadaan yang tidak nyaman itu dan meluruskan apa yang seharusnya diluruskan dengan cara menyingkap kekeliruan-kekeliruan pemahaman kaum salafi wahabi yang sangat tersembunyi dan hampir tidak pernah disadari oleh para pengikutnya dan bahkan tokoh-tokohnya sekalipun. Itu adalah keinginan dari penulis akan tetapi sebaliknya buku tersebut justru memunculkan masalah-masalah baru karena jurang yang muncul bertambah semakin besar.

    3. Dalam definisi salaf, salafi dan seterusnya. Pada tidak lebih dari lima halaman awal sumber rujukan dari pendefinisian cukup bagus akan tetapi pada halaman-halaman selanjutnya menjadi tidak karuan.

    4. Kesalahan dari sisi penulisan dan pencetakan seperti kesalahan dalam penyebutan pencetakan Kamus Lisanul Arab.

    5. Klaim yang terlalu cepat membuat hukum, vonis dengan kalimat bahwa tidak ada satupun riwayat shohih yang menerangkan bahwa ada diantara para sahabat Nabi, ulama salaf, ulama mujtahid (Imam 4 Mahdzab seperti Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Ahmad) yang menyampaikan bahwa mereka adalah kelompok salafi. Dan tentu ini perlu dicek ulang dan diklarifikasi dengan melihat beberapa riwayat yang disampaikan oleh beberapa ulama.

    6. Buku tersebut menyatakan bahwa Syaikh Nashiruddin Al-Albani yang pertama kali mempopulerkan istilah salafi ini. Dan tentu ini merupakan kekeliruan. Kalau dikarenakan kita sering baca buku beliau dan tidak membaca buku dari ulama lain mungkin bagi sebagian orang akan begitu.

    7. Penulis sepertinya merasa sakit hati dengan Syaikh Nashiruddin Al-Albani (Syaikh Al-Albani) sehingga menggunakan bahasa-bahasa yang provokatif dan menghujat. Sebagai contoh dengan menyebutkan bahwa Syaikh Al-Albani "mengaduk-aduk hadits". Syaikh Al-Albani dikatakan sebagai pendatang baru di ranah wahabi dan semisalnya.

    8. Ketidakpahaman penulis dalam menterjemahkan bahasa Arab atau ketidakpahaman dalam memahami konteks kalimat.

    9. Ketidakpahaman penulis dalam memahami biografi dan sejarah Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahab sehingga yang ada adalah klaim subjektif. Sebagai contoh dengan mengatakan secara tersirat bahwa ilmu agama Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahab cetek dan semisalnya.

    10. Kesalahan penulis dengan berusaha menghubung-hubungkan bahwa nabi-nabi palsu termasuk Musailamah Al-Kadzab dari Bani Tamim dan termasuk juga Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahab juga dari Bani Tamim sehingga saling berhubungan. Jika hal ini masuk dalam kaidah salah dan benar sebuah pemahaman tentu banyak sekali orang-orang yang bisa masuk ke dalam kaidah tersebut. Seperti sebagai contoh Abu Lahab. Abu Lahab memiliki seorang putra bernama Ikrimah dan ini jelas sangat dekat hubungannya (hubungan keturunan). Akan tetapi Abu Lahab musuh Islam sedangkan Ikrimah adalah sahabat Nabi. Apalagi jika dibandingkan antara Musailamah dengan Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahab tentu sangat jauh sekali. Musailamah di abad keberapa dan Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahab di abad keberapa. Ini benar-benar tidak nyambung.

    ReplyDelete
  13. 11. Tambahan terjemahan ketika menukil dari buku. Sebagai contoh dengan menambahkan kata-kata "pengkafiran-pengkafiran".

    12. Kesalahan dalam harokat. Dalam bahasa Arab kesalahan dalam harokat berakibat dalam kesalahan arti.

    13. Kesalahan dalam nukilan-nukilan sejarah yang diambilkan dari buku dan tidak dijelaskan siapa penulis buku sejarah tersebut. Apakah dia pakar sejarah atau sekedar orang yang menulis saja. Dan buku-buku sejarah yang tidak jelas memang semangat untuk menghabisi.

    14. Kesalahan yang fatal karena tidak memberikan kriteria atau pemetaan seperti dalam pembagian istilah salafi. Penulis menyebutkan terdapat dua faksi dalam salafi, salafi haroki dan salafi yamani. Pembagian yang disampaikan oleh penulis sangat tidak jelas karena tidak ada pembatasan dalam pembagian tersebut. Sebagai contoh apakah penyebutan salafi yamani itu karena dari yaman ?. Jika demikian berarti ada istilah salafi saudi dan salafi daerah lain. Itu jika memang merujuk berdasarkan daerah atau negara.

    15. Kesalahan dalam penukilan riwayat keturunan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Beliau dikatakan berasal dari keluarga habaib. Di dalam buku ke-Muhammadiyah-an tidak pernah diajarkan bahwa beliau berasal dari keluarga habaib. Tentu ini adalah masalah yang janggal.

    16. Kesalahan dalam metodologi. Tidak ada metodologi yang jelas dalam membuat kriteria seseorang disebut salafi atau wahabi. Apa batasan dari wahabi ?. Definisi dari wahabi itu apa ?. Sebagai contoh orang yang tidak mau tahlilan maka disebut sebagai wahabi. Jika ini menjadi sebuah kaidah maka banyak sekali yang disebut sebagai wahabi. Muhammadiyah tidak tahlilan berarti wahabi. Apakah benar demikian ?. Jika tidak maka batasan yang jelas itu apa ?17. Kesalahan dalam istilah wahabi. Batasan saja sudah tidak jelas maka istilah wahabi juga tidak jelas. Bahkan daftar nama-nama yang disebut salafi wahabi yang ada di buku merupakan daftar nama-nama yang pernah dipresentasikan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) di depan PP Muhammadiyah dan PBNU.

    18. Tidak akurat dalam pendataan. Sebagai contoh data-data alamat ormas Islam juga mengalami kesalahan. Dan masih banyak lagi.

    19. Kesalahan dalam memahami teks dan pemahaman yang sempit dari penulis. Buku ini ingin menggambarkan bahwa salafi wahabi memiliki aqidah takfir (orang yang beda pemahaman dengan mereka maka kafir). Sebagai contoh jika ditemukan kata-kata "halal darahnya" dan semisalnya maka cepat-cepat penulis langsung menyatakan bahwa ini adalah takfir.

    20. Kesalahan dalam informasi daftar makam yang dihancurkan oleh kaum salafi wahabi. Sebagai contoh pemakaman di Ma’la. Maksud dihancurkan itu seperti apa juga tidak jelas.21. Kesalahan dalam menyebutkan hadits. Takhrij hadits disebutkan lengkap walaupun penyebutan takhrij tidak standar. Hal ini membuktikan penulis tidak menguasai ilmu hadits.

    22. Kesalahan dalam penafsiran hadits. Penafsiran bukan dari ulama tapi dari penulis sendiri.

    23. Dalam membuat sebuah rujukan berpaku pada satu sumber. Sebagai contoh penulis menyebutkan bahwa terdapat fatwa-fatwa nyleneh salafi wahabi. Sumber tersebut terdapat pada satu situs. Dalam metode ilmiah maka hal ini menjadi tidak ilmiah karena harusnya nukilan diambil dari sumber aslinya.

    24. Kesalahan dalam metode fatwa. Penulis tidak menyampaikan secara lengkap dalam menukil fatwa. Seperti pertanyaan dari si penanya yang menanyakan fatwa yang bersangkutan. Karena bisa jadi fatwa-fatwa yang ada diambil karena satu kasus-kasus khusus dan kasus-kasus tertentu.

    Dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang lain dari buku tersebut. Kesimpulannya bahwa buku ini buku yang tidak layak disebarkan dan bukan termasuk buku yang ilmiah. Buku ini tidak layak dibaca dan buku ini gagal untuk mematahkan argumen-argumen dalam mengkritisi paham salafi wahabi.

    Semoga bermanfaat dan memperjelas kaum muslimin untuk berpendapat sesuai dalil bukan hawa nafsu dan fanatisme golongan. Itulah yang diajarkan Rasulullah bagi kaum muslimin. Terutama bagi kaum yang mengakungaku Ahlussunnah Waljamaah.

    Abu Abdillah

    ReplyDelete
  14. saya tidak mengenal siapa itu abu abdillah...

    saya juga tidak mengenal siapa anda tuan ataukah nyonya siapa...

    berarti itu artinya anda dan abu abdillah adalah majhul /tidak dikenal.

    artinya juga kalau saya merujuk apa yang sudah saudara sampaikan berarti tidak dapat dijadikan hujjah atau referensi. adil dan cukup khan..

    semoga Allah menunjuki kita jalan yang lurus...

    tentang ulama yang mengatakan syaikh sulaiman rujuk...saya juga tidak mengenalnya..bahkan baru mendengarnya...

    dan itu hanya kumpulan nama tanpa ada bukti kuat bukan? mana perkataan syaikh sulaiman yang bilang rujuk?

    trus silaturahim syaikh sulaiman pada adiknya dinamakan rujuk?

    berarti kalau saya datang ke rumah anda dan anda sambut dengan baik itu berarti saya rujuk dengan pemahaman anda?

    berfikirlah yang jernih... sedikit tenang jangan dengan nafsu...

    oke..maaf atas segala kesalahan... semoga kita bisa menjalani bulan ramadhan ini dengan ikhlas dan memperoleh keberkahan...




    berarti apa yang disampaikan dalam komentar di atas

    ReplyDelete
  15. saudaraku yoeth, jika anda tidak mengetahui tentang ulama yang menyatakan shaikh Sulaiman rujuk, mungkin hal ini disebabkan kurangnya belajar diri kita dan kurangnya kita menggali ilmu Islam. Karena yang menyatakan demikian adalah para ulama khibar. Orang yang takut kepada Allah dan benar-benar memahami ilmu Islam. Dan janganlah kita seorang muslim selalu "ngeyel" dan mendahulukan akal dari pada Ayat-ayat Allah dan hadits. Semoga kita diberi kemudahan dalam megnamalkan puasa di bulan Ramadhan. Tentunya berpuasa sesuai tuntunan Rasululah

    ReplyDelete
  16. ngeyel.... hehehehe...

    komentar saya sebelumnya sudah cukup saudaraku...

    andaikan engkau jelaskan siapa itu ulama yang bilang syaikh sulaiman rujuk.. tetapi tanpa ada bagaimana prosesnya rujuknya beliau.. itu namanya sia-sia...hanya orang yang dungu saja yang percaya cerita itu...
    kenapa? karena percaya saja dengan perkataan ulama yang mengatakannya alias taklid buta.
    tanpa mau tau gimana bisa syaikh sulaiman dibilang rujuk hanya dengan bersilaturahim ke saudaranya?

    siapa yang mendahulukan "akalnya" sehingga percaya apa saja perkataan ulamanya?

    ga usah kita saling mengeluarkan dalil naqli. lha dengan dalil aqli aja manhaj saudara sudah gampang dijebol...

    semoga kita dijadikan manusia yang mau berfikir... itu dalil qur'an lho... bukan akal-akalan saya...

    semoga selalu dianugerahi hati yang jernih...

    ReplyDelete
  17. saudaraku yoeth,, kalo kita tidak mau mencari tahu dan belajar tentang risalah beliau rujuk, bagaimana anda bisa tahu. Anda menutup diri dengan pemahaman anda, Dan hanya mempercayai kyai anda. Silahkan buka kitab-kitab yang berhubungan dengan pernyataan di atas. Kami hanya menasehati sebagai wujud cinta kami pada anda, kami tidak ingin berdebat lebih jauh tentang permasalahan yang sudah jelas perkaranya. Jika ingin mencari kebenaran, mari kita duduk dan tunduk di bawah Al Qur'an dan Hadits. jika mencari pembenaran,, slahkan akui bahwa anda benar sendiri.. barokallohu fiikum

    ReplyDelete
  18. terima kasih saudaraku...

    sebaiknya nasehat itu untuk dikau juga... justru dikau yang perlu nasehat tersebut...

    dikau yang sudah belajar ditanya saja tidak mengetahuinya..trus dari aman dikau belajar ttg rujuknya sang sayikh?
    dari internet? buku?

    kalau saya, lebih percaya kiai saya dari pada dengan anda. kiai saya jelas orang dan keilmuannya dibanding dengan anda atau ustadz anda yang saya tidak mengetahui sama sekali... dan ogah deh belajar dengan ustadz yang hanya menyebar opini dan fitnah...

    jangan hanya slogan saja tentang tunduk pada al-Qur'an dan sunnah... memalukan. karena sejujurnya anda hanya tunduk pada ustadz anda...

    buku yang anda komentari ini (sejarah berdarah...) juga ada rujukannya... kenapa anda juga tidak merujuk ke referensinya? justru malah menjustifikasi penulisnya?
    ternyata sekarang, anda menyuruh saya untuk membuka kitab yang berhubungan dengan katanya syaikh rujuk?
    jangan kau jilat ludahmu sendiri kawan...

    kalau anda sudah membuka kitab tersebut, kenapa anda tidak mau mengajarkan pada saya? anda menyembunyikan ilmu untuk diri sendiri ya?
    itukah ajaran qur'an dan sunnah?

    berfikirlah saudaraku... jangan hanya senang menasehati tanpa mau memikirkan apakah diri sudah ternasehati...

    namanya orang menasehati itu berarti dia sudah benar.. betul khan?
    hehehe...

    semoga ALlah menjernihkan hati kita... sehingga tidak buta hati...
    hati yang jernih menjadi pintu masuknya hidayah...

    semoga mendapatkan hidayah...

    ReplyDelete
  19. yoeth,ciri2 orang bodoh dan berkeras hati.....

    ReplyDelete
  20. terima kasih atas pujiannya...
    semoga Allah swt mencatat dan memberikan balasan kebaikan yang teramat banyak untuk anda dan keluarga anda...

    semoga segera memperoleh hidayah...

    ReplyDelete
  21. Debat kusir lagi...debat kusir lagi...ga bakal kelar sampe kiamat saudaraku...Yakini saja apa yang kalian yakini.Ga perlu saling hujat.Memang kalo dilihat-lihat lucu.Tertawa sampe guling-guling nabrak tembok ini saya...Konyol...

    ReplyDelete
  22. Saya sudah baca buku ini. Buku ini menjawab kegelisahan saya: mengapa mereka yg jidatnya hitam karena shalat, hafal Alquran, begitu mudah menebar teror dengan bom! Membunuh sesama! Mereka paling keras mengaku pembela Islam, padahal ulahnya hanya menghancurkan Islam! Jangankan berdakwah pada nonmuslim, kaum muslim pun ngeri melihat ulah mereka. Mengaku membela Islam, bangun 1 mushala pun gak becus, bisanya hanya mengkafirkan, membid'ahkan sesama muslim. Ternyata jawabannya: karena mereka Wahabi dan yang sepaham!
    Saya juga jadi tahu, NU yang dulu saya anggap norak dan kampungan, ternyata kaum yang benar, yang menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin, pembela Islam yang sesungguhnya. Sikap NU yang santun dan akomodatif terhadap semua golongan, itulah sifat Nabi kita, Muhammad saw.

    ReplyDelete
  23. telah dibantah habis2an.
    para ahlul bid'ah pada mati kutu

    lihat Bantahan2annya. dsini contohnya:
    http://www.belajarislam.com/undangan-kajian-bedah-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi/
    http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/08/membongkar-kebohongan-buku-sejarah.html
    http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2011/07/11/15551/membongkar-kebohongan-penyesatan-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi/
    http://id-id.facebook.com/media/set/comments/?set=a.172520136151805.41600.107334069337079
    dll , masih banyak yang lain.

    Para Ahlul bid'ah mati kutu, tak akan mampu menjawab bahwa sejarah kelam bukunya dibongkar.

    Ormas Muhammadiyah pun sampai berperan dalam membongkar kedok Ahlul bid'ah.

    ReplyDelete
  24. ah kita-2 org sm-2 "pengikut" coba saling memahami atas kesamaan bertuhankan Allah.jgn meributkan siapa yg lebih dulun telur atau ayam. jelas dlm mslh ini siapa yg "soK" benar kepala batu merasa pemilik kebenaran. maunya menyalahkan orang. klo di kritik marah. siapa...? tanyakan pada hati antum.

    ReplyDelete
  25. Lucu ketika saya mendengar ceramah Prof.Dr Sa'id Agil Siradj, MA.(Ketua PBNU) beliau memaparkan bahwa konsep tauhid agama islam (La Ila ha Illallah..) sama dengan konsep tauhid trinitas dari agama nasrani. itulah seorang Kiyai yang ditinggikan, diagung-agungkan namanya oleh orang-orang NU, seperti itukah cerminan seorang yang selama 14 tahun belajar agama islam langsung dari negeri kelahiran Rasulullah SAW?... padahal dalam Alqur'an sudah jelas, La iqroha fiddin... kemudian yang tak kalah lucunya, ketika beliau bermunaqosah dengan Ust. Zainal Abidin,(saya punya videonya) beliau mengutarakan periwayatan hadits langsung kepada Rasulullah, melalui mimpi, sedangkan mayoritas ulama salaf, ahlul hadits, hafal nama-nama perawi hadits.. apakah hal ini karena minimnya ilmu beliau tentang ulumul hadits? serta minimnya hafalan beliau tentang perawi hadits?... ah, mungkin ini hanya sekedar prasangka buruk saya, namun inilah fakta yang saya dapatkan dari isi ceramah beliau yang notabene seorang profesor sekaligus pentolan NU, namun tak lebih ilmiyah dari para da'i yang hanya lulusan Lc. saya berlepas diri dari persangkaan buruk saya ini, namun pertanyaan ini juga tetap menggelora dalam benak pemikiran saya untuk mencari sebuah kebenaran agama...

    ReplyDelete
  26. uda Kelihatan apa blom mana yg Keras hatinya krn seriing berdebat. 1 ... 2 ... 3.... Astaghfirullaaaaaaaaah ......

    ReplyDelete
  27. buku sesat dan menyesatkan

    ReplyDelete

silakan isi komen atau pesan saran di bawah ini...