Yuk, berbisnis dg 0 Rupiah!
silakan klik link berikut:


Pesan Buku/Kitab?
SMS & WhatsApp : 0812 8625 1777
e-mail: r.rusmanto@gmail.com https://www.tokopedia.com/tb-albarokah ___________________________

Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik

Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik

Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi


Oleh: Syaikh Idahram

Penerbit: Pustaka Pesantren

Tebal: 308 Hal.

Harga: Rp. 65.000,-



Buku ini adalah buku ke-2 terkait trilogi data dan fakta penyimpangan salafi wahabi. Sebelumnya adalah "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi" dan Buku ke-3 rencananya akan terbit dengan judul "Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi".

Adagium yang mengatakan bahwa, buku adalah pengikat ilmu, tidak ada yang mengingkarinya. Lebih dari itu, buku merupakan salah satu media utama dalam mencari kebenaran. Tclah berabad-abad lamanya, para ulama terdahulu mewarisi ilmu mereka kepada generasi setelahnya melalui buku yang mereka tulis. Buku menjadi sangat berharga dan penting. la menjadi sandaran utama umat dalam mencari kebenaran dan petunjukTuhan. Lalu,apajadinyajikabuku-buku para ulama yang mewarisi ilmu dan petunjukitu dikotori, diselewengkan, bahkan dipalsukan? Ke mana lagi umat ini hendak mencari kebenaran?

Barangkali Anda terperanjat, kasus-kasus penyelewengan Salafi Wahabi dalam hal amanah ilmiah ini sangat banyak dan beragam, sebagaimana yang-insya'Allah-akan dikupas dalam buku ini, seperti: pemusnahan dan pembakaran buku; sengaja meringkas, mentahkik, dan mentakhrij kitab-kitab hadis yang jumlah halamannya besar untuk menyembunyi-kan hadis-hadis yang tidak mereka sukai; menghilangkan hadis-hadis tertentu yang tidak sesuai dengan faham mereka; memotong-motong dan mencuplik pendapat ulama untuk kemudian diselewengkan maksud dan tujuannya; mengarang-ngarang hadis dan pendapat ulama; memerintahkan ulama mereka untuk menulis suatu buku, lalu mengatasnamakan buku itu dengan nama orang lain; tindakan intimidasi dan provokasi; membeli manuskrip; menyogok penerbit; sampai kepada pencurian buku-buku induk dan manuskrip untuk dihilangkan sebagian isinya, atau dimusnahkan semuanya.

Sering terjadinya kasus-kasus penyelewengan seperti ini dibenarkan oleh ulama-ulama kawakan di Timur Tengah, semisal: Mufti Mesir, Syaikh Prof. Dr. Ali Jum'ah; tokoh ulama Syria, al-Muhaddits asy-Syaikh Abdullah al-Harari al-Habasyi; tokoh ulama Maroko, al-Muhaddits as-Sayyid Ahmad al-Ghimari; tokoh ulama Syria, Prof. Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi; tokoh ulama tasawuf di Makah, al-Muhaddits asy-Syaikh Muhammad ibnu Alawi al-Maliki, dan ulama-ulama lainnya.

Sekte Salafi Wahabi sangat menyadari bahwa buku merupakan salah satu media paling efektif untuk 'mengarah-kan' umat kepada faham yang mereka inginkan. Karenanya, tidak aneh jika mereka sangat concern dalam ranah per-bukuan, penerbitan, dan penerjemahan. Beragam jenis buku -baik buku kertas maupun e-book/digital- mereka cetak untuk dibagikan secara gratis maupun dengan harga murah.

Barangkali juga terlintas dalam benak Pembaca suatu pertanyaan, mengapa Salafi Wahabi melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji itu? Di antara jawabannya adalah, karena faham penyelewengan, pemalsuan, perusakan, dan pe-lenyapan buku adalah doktrin ulama mereka, sebagai bagian dari upaya memperjuangkan akidah Salafi Wahabi yang mereka yakini paling benar. Anda mungkin tidak percaya, tapi inilah di antara bukti yang menunjukan bahwa, sekte Salafi Wahabi mendoktrinkan para pengikutnya untuk membakar dan melenyapkan buku-buku karya ulama Islam.

Salah seorang tokoh ulama Salafi Wahabi Saudi, Abu Ubaidah Masyhur ibnu Hasan Alu Salman menyatakan dalam salah satu bukunya, "Buku-buku semacam ini banyak dimiliki orang dan mengandung akidah-akidah sesat, seperti kitab: al-Fushush dan al-Futuhat karya Ibnu Arabi, al-Budd karya Ibnu Sab'in, Khal'u an-Na'lain karya Ibnu Qusai, 'Ala al-Yaqin karya Ibnu Bukhan, buku-buku sastra karya Ibnu Faridh, buku-buku karya al-Afif at-Tilmisani, dan buku-buku sejenisnya. Begitu juga kitab Syarh Ibnu Farghani terhadap kasidah dan syair Ibnu Faridh. Hukum semua buku yang semacam ini adalah, dilenyapkan keberadaannya (idzhab a'yaniha) kapan saja buku itu ditemukan, dengan cara dibakar, dicuci dengan air..." (lihat buku Salafi Wahabi: Kutub Hadzdzara minha al-Ulama, karangan Abu Ubaidah Masyhur ibnu Hasan Alu Salman, penerbit Dar ash-Shami'i, Riyadh, Saudi Arabia, h. 9)

Murid setia Ibnu Taimiyah sekaligus guru Salafi Wahabi, Ibnu Qayyim al-Jauziyah juga pernah menyatakan, "...Begitu juga, tidak perlu untuk mengganti rugi dalam membakar kitab-kitab sesat dan melenyapkannya (itlafuha)." (Lihat kitab: Zad al-Ma'ad karangan Ibnu Qayyim al-Jauziyah, penerbit Muassasah ar-Risalah, vol. 3, Beirut, Lebanon, h. 581).

Dalam bukunya yang lain, Ibnu Qayyim juga berwasiat untuk menghancurkan dan melenyapkan buku-buku bid'ah, "Maksudnya adalah, bahwa kitab-kitab yang mengandung kebohongan dan bid'ah ini wajib untuk dihilangkan dan dilenyapkan. Perbuatan (melenyapkan) ini lebih utama daripada melenyapkan alat-alat hiburan, musik, dan melenyapkan perabot minuman keras. Sungguh bahaya kitab-kitab itu jauh lebih besar dari bahaya-bahaya lain, dan tidak ada ganti-rugi dalam menghancurkan dan melenyapkannya." (Ibnu Qayyim a-Jauziyah: ath-Thuruq al-Hukmiyah fi as-Siyasah asy-Syar'iyah, penerbit Majma al-Fiqh al-Islami, Jeddah, Saudi Arabia 1428 H., h. 325).

Begitu juga dengan Ibnu Taimiyah, soko guru Salafi Wahabi. Ia telah mengeluarkan fatwa untuk membakar buku-buku yang dianggap bertentangan dengan fahamnya. (Lihat akhir nomor 59 dari kitab al-Akhbar dan kitab al-Jami' yang digabung dengan kitab Mushannaf Abd ar-Razaq 11/424, dan kitab Mushannaf Ibnu Abu Syaibah 6/211-212, penerbit Dar al-Fikr, bab Tahriq al-Kutub).

Jika kita berbaik sangka, barangkali wasiat dan fatwa Ibnu Taimiyah serta muridnya tentang pembakaran dan pelenyapan buku itu dimaksudkan untuk sesuatu yang baik. Yang menjadi rancu adalah, bid'ah dan sesat yang mereka berdua maksud, tidak sama dengan bid'ah dan sesat yang dimaksudkan oleh sekte Salafi Wahabi, wa bil khusus bid'ah dan sesat versi pendiri Salafi Wahabi, Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Scbagaimana telah dikupas pada buku penulis yang ke-1, "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi; Mereka Membunuh Nemuanya Termasuk Para Ulama", Muhammad Ibnu Abdul Wahab -begitu juga para pengikutnya- memang terkenal bengis dan kejam terhadap umat Islam yang tidak sepaham dengannya.

Artikel Terkait:

9 comments:

  1. Benar.. beberapa orang NU sering mengaku-ngaku sebagai Aswaja, ahlussunnah, padahal mereka sering memalsukan ajaran Nabi. Mengada-ada ritual yang tidak dicontohkan Nabi, Sering mencela Ulama. Semoga bukunya bermanfaat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha3x kamu salah paham bung, Kalo km baca buku diatas akan terkuak siapa pemalsu kitab. WAHABI/SALAFI

      Delete
  2. Bantahan Buku: Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 – Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik – Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc., M.ag.

    http://alqiyamah.wordpress.com/2011/10/15/bantahan-buku-serial-aurat-buku-syaikh-idahram-2-mereka-memalsukan-kitab-kitab-karya-ulama-klasik-ustadz-agus-hasan-bashori-lc-m-ag/

    ReplyDelete
  3. ustadz agus hasan bashori Lc M.ag termasuk dedengkotnya sempalan islam yaitu sekte wahabi. Alhamdulillah buku karya syikh idahram dan sejenisnya telah membuka hati kita semua.

    ReplyDelete
  4. benar mas. AGus hasan bashori al wahabi adalah corong suara wahabi dari Malang. Dia punya majalah sebagai media penyebaran ajaran wahabi yaitu Majalah Qiblati. Dulu sy sering beli majalahnya dan rajin membaca....yah wahabi merasa paling benar sendiri, apalagi dgn NU benciiiiisampai mau mati

    ReplyDelete
  5. sebenarnya hidup ini masing2 orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri oleh karenanya belajarlah banyak krn kl masih ada kebencian dalam hati maka pastikanlah bahwa setan masih lebih kuat pengaruhnya terhadap diri qt...

    ReplyDelete
  6. sebenarnya qt diberikan mulut untuk mengatakan sesuatu yg bijak dan baik,
    diberikan pikiran untuk memilih hal-hal yang baik dan benar,
    qt diberikan hati untuk merasakan kebenaran adanya Allah,
    Hei... saudaraku,,, kl mmg kalian benar maka buktikanlah dengan bijak krn Rasul pun datang atas undangan orang kafir untuk menguji kebenarannya....

    sebaiknya kalian yg berbeda itu dan suka meributkan perbedaan karena merasa memiliki kebenaran yang berbeda maka datanglah kepada orang itu dan tanyakanlah dengan hati terbuka dan rasa persamaan sebagai makhluk CiptaanNya...
    Sekali-kali janganlah menyimpulkan sesuatu hingga membuat hatimu mengeras...
    Musuhmu tdklah jauh dari tiap diri ini... bukan mereka yang menyalahkanmu karena mereka berbeda kebenaranan denganmu,
    mereka mengkritikmu karena mereka menganggap mereka seharusnya sama dengan dirinya karena mereka sebenarnya sayang padamu dan mementingkan keselamatanmu daripada keselamatan dirimu....
    maka senanglah terhadap orang2 yg mengkritikmu karena itulah wujud kasih sayangNya kepada kita melalui sesama kita sendiri

    ReplyDelete
  7. Nabi sungguh tdk menginginkan qt berperang hanya karena perbedaan mengikutinya....
    kasihanilah dirimu...

    ReplyDelete
  8. asyeeeeeeeeeekkkkkk.................... berrrrrrrrrrr.... adem rasanya lo semua mau berfikir kayak mas CINTA SUFY... insya Allah Indonesia akan makin Suolid....

    ReplyDelete

silakan isi komen atau pesan saran di bawah ini...