Oleh: Muhammad Idrus Ramli
Penerbit: Bina Aswaja
Harga: Rp. 23.000,-
Pada bulan Mei 2011, kami menerbitkan buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, sebagai upaya memberikan penjelasan kepada umat Islam pada umumnya, terutama warga Nahdliyyin tentang hakikat Hizbut Tahrir. Setelah buku tersebut beredar di tengah-tengah masyarakat, banyak permintaan untuk diadakan seminar bedah buku dengan materi bahasan buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan. Hal ini menjadi bukti bahwa umat Islam ingin mengetahui lebih jelas tentang hakikat Hizbut Tahrir yang akhir-akhir ini merebak di banyak kalangan pemuda di Indonesia.
Sekitar bulan Juli 2012, penulis diwawancarai oleh Majalah al-Kisah di Jakarta, sebuah majalah yang dewasa ini sangat konsisten menyebarkan faham Ahlussunnah Wal-Jama'ah di Tanah Air. Tema wawancara berkaitan dengan buku kami, Hizbut Tahrir dalam Sorotan. Setelah wawancara tersebut dimuat, Hafidz Abdurrahman, selaku Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI, mengirimkan bantahan terhadap beberapa tema dalam buku kami Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan sebagian point yang terdapat dalam isi wawancara. Akhirnya, untuk yang kedua kalinya, Majalah al-Kisah mengirimkan wawancara lagi kepada kami, untuk menanggapi jawaban terhadap Hafidz Abdurrahman, yang mengatasnamakan Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir, dan dimuat di Majalah al-Kisah pada edisi akhir Agustus 2012.
Setelah wawancara tersebut disampaikan ke Majalah al-Kisah, sebagian teman yang senang menuntut ilmu, meminta kepada kami untuk menulis jawaban wawancara tersebut lebih ilmiah lagi dan dikemas dalam bentuk buku. Akhirnya penulis meluangkan waktu untuk menulis buku ini, agar kaum Muslimin mengetahui lebih jelas tentang hakikat Hizbut Tahrir, dan barangkali ada di antara teman-teman aktivis Hizbut Tahrir yang membaca tulisan-tulisan kami lebih teliti, sehingga menyadari bahwa konsep pemikiran dan ideologi yang diusung oleh guru mereka, Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani, menyimpang dari manhaj al-firqah al-Najiyah (golongan yang selamat), Ahlussunnah Wal-Jama'ah.
Sejak buku kami beredar luas di tengah-tengah masyarakat, sebenarnya ada beberapa bantahan dari kalangan HTI terhadap buku tersebut, akan tetapi penulis merasa tidak perlu memberikan tanggapan, karena bantahan mereka, selain hanya menanggapi sebagian point dalam buku kami, dan hal ini menjadi bukti bahwa mereka mengakui kesalahan ideologi dan pemikiran HTI secara implisit, juga tanggapan-tanggapan mereka banyak yang tidak mengkaji persoalan yang substansial dalam buku kami. Sebagian tanggapan ada yang menyerang pribadi penulis, dan hal itu tidak ada kaitannya dengan ideologi dan pemikiran yang diperdebatkan antara kami dengan HTI. Oleh karena itu kami merasa tidak perlu untuk menanggapinya. Mudah-mudahan teman-teman di DPP HTI, khususnya yang bernama Hafidz Abdurrahman, tidak mengulangi lagi cara polemik yang bersifat fitnah dan tidak ilmiah, amin.
Terakhir, mudah-mudahan buku ini bermanfaat. Amin ya Robbal 'alamin. Wallahul muwaffiq ila aqwamiththariq.
Wah, selain ahlussunah waljamaah/NU berarti gak selamat donk? kalau begitu sebenarnya siapa yang khowarij ya??? hehehe
ReplyDeleteNU hanyalah bagian dari Sunni (Ahlussunah Wal Jama'ah)...! Sunni itu mayoritas ummat muslim di dunia, kalo khawarij itu golongan sempalan yg hobinya mengkafirkan kaum muslimin. kira2 yg dakwahnya takfiri siapa ya...??? wkwkw
DeleteApakah hanya NU yang bagian dari Sunni?
DeleteSaya kira Pak Idrus Ramli juga perlu dibungkam nich. agar tidak mudah menghakimi sesama Muslim lain. Jika Hizbut Tahrir sesat, apakah mungkin ribuan ulama dan jutaan Muslim bergabung di dalamnya ?
DeleteAntum benar..... NU hanya organisasi sebagaimana muhammadiyah.... mungkin dia NU yg KW bukan yg Ori dari K.H. Hasyim Ashari.
Deletesedia buku ahlus sunnah wal jama'ah
ReplyDeleteRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepada Mu'adz bin Jabal untuk menjaga lisannya dan menjaga ucapan yang dia keluarkan. Karena Lisan bisa menyebabkan seseorang tersungkur ke neraka jahannam.
ReplyDeletebukunya kaya bagus tuh,,,,,
ReplyDeleteayo islam, bersatulah......
ReplyDelete