Oleh: Drs. KH. M. Sufyan Raji Abdullah, Lc.
Penerbit: Pustaka Al Riyadl
Harga: Rp. 20.000,-
Buku yang berjudul "BID'AHKAH TAHL1LAN DAN SELAMATAN KEMATIAN ?" ini membahas masalah seputar Tahlilan, selamatan kematian dan hadiah pahala kepada orang islam yang telah meninggal. Semua masalah dibahas penulisnya secara aktual, profesional, akurat, obyektif dan tidak tendensial pada sekte, aliran atau golongan tertentu.
Banyak kelebihan yang menonjol dalam buku ini, diantaranya: Pesan-pesan moral, tidak mengekor pada paham aliran dan golongan tertentu. Setiap masalah dibahas secara obyektif dan profesional. Setiap pendapat ulama' disebutkan dalil dan kitab rujukannya, Bersikap netral dan bijak dalam menyikapi masalah. Tidak mudah menghukumi haram dan bid'ah, bila masalahnya tidak bertentagan dengan aqidah dan syari'at. Semua itu tidak terlepas dari keilmuan dan profesionalitas penulisnya sehingga tidak mudah membid'ahkan dan mengharamkan yang seharusnya tidak bid'ah dan haram, hanya karena membela kepentingan organisasi, aliran, sekte atau bahkan partai politik yang mempolitisir agama sebagai kedok.
TAHLILAN, itu lah sebuah nama acara dzikir bersama yang diambil dari hadits Abu Hurairah riwayat Muslim. Nama ini terkenal, karena menjadi rebutan banyak orang. Kalangan yang menyukainya selalu mcngamalkan dan mereka lebih memilih dzikir dan tahlil berjama'ah, dari pada ajaran nonton Film berjama'ah. Bagi yang membencinya, berusaha sekuat dana, tenaga dan propaganda, untuk melenyapkannya, terlebih bila nama itu di sandingkan dengan kematian, tasyakuran, walimahan dan sejenisnya. Namun yang unik adalah pada kondisi tertentu, seperti menjelang perhelatan politik, yang tadinya benci, tiba-tiba sayang. Itulah uniknya Bang TAHLIL, disayang, ditendang, dibenci dan di timang.
Kami lidak mempermasalalikan orang suka tahlilan atau tidak, karena itu budaya, bukan kewajiban agama, namun yang menjadi masalah adalah pemberian hukum khurofat, musyrik, jahiliyah, Nashrani, Yahudi dan bid'ah yang disandangkan oleh sebagian orang pada acara tersebut. Apakah hanya karena mengadakan dzikir atau tahlil yang tujuannya mendo'akan dan hadiah pahala pada orang tua yang wafat masuk neraka?. Masalah inilah yang perlu diluruskan.
Tidaklah benar ajaran yang menilai acara tahlilan haram, bid'ah, khurofat, musyrik dan makanan yang dihidangkan haram. Acara tahlilan kematian tidak sama dengan acara ritual kematian atau Kifarah yang dilakukan orang jahiliyah. Dan menilai mendo'akan dan hadiah pahala pada orang mati tidak ada gunanya, adalah ajaran yang salah, karena menyalahi syari'at islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. Sebab sesuai al-Qur'an, sunnah dan ijma' ulama'. orang islam yang meninggal masih mendapat manfaat dari yang hidup. baik do'a, hadiah pahala, shadaqah dan lainnya.
Artikel Terkait:
- Terjemah Syarah Ayuhal Walad
- Terjemah Nuuruzh Zhalam; Syarah Aqidatul Awam
- Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah
- Rahasia & Keutamaan Wirdul Lathif
- Bimbingan Akhlak Mulia Bagi Putra Putri Anda
- Pelajaran Dasar Tentang Akhlak (Terjemah Washaya al abaa lil abnaa)
- Rukhashah Musafir
- FIQIH IBADAH (TERJEMAH DURARUL BAHIYYAH)
- ANTOLOGI DZIKIR & DOA SEHARI-HARI (SAKU)
- Terjemah Qomi'uth Thughyan
- ILMU MUSTHALAH HADIS
- Dalil-Dalil Membaca Al-Qur'an untuk Orang Mati
- Penyejuk Hati Penawar Jiwa
- Haulal Ihtifal bi Dzikri Maulid Nabi
- Rahasia & Khasiat Asma-al Husna dan Basmalah
- Qunut Subuh Bid'ah?
- Bekal Berharga Untuk Menjadi Anak Mulia
- Risalah Thaharah
- Mengungkap Gejala dan Tanda Akhir Zaman
- Terjemah Al Minahus Saniyah
- Terjemah Jauharul Maknun
- Bid'ahkah Yasinan dan Bacaan Al-Qur'an Untuk Orang Mati
- Alfiyah Ibnu Malik
- Amaliah Nahdliyyah Beserta Dalil dan Teksnya
- Risalah Amaliah
Bagus nih
ReplyDelete